Tuesday, January 3, 2012

Populer Baru Komentar Label Hidden Beauty of Sempu Island, Kabupaten Malang Indonesia Bersepeda sambil Berbudaya di Yogyakarta Wisata Surfing Mentawai Wisata Kuliner di Tomohon dan Kawangkoan: Menikmati Biapong dan Kukis di Rumah Kopi TANGKAHAN- HARTA TERSEMBUNYI DI PULAU SUMATERA Adira Faces of Indonesia Adira FOI WenniCristina RT @AdiraFOI: Bersama Adira Faces Of Indonesia,ayooo Berbagi cerita tentang tempat wisata yang pernah kamu kunjungi...klik adirafacesofindonesia.com 17 hours ago · reply · retweet · favorite sewamobil190rb RT @AdiraFOI: I posted 5 photos on Facebook in the album "foto peserta november part 3" fb.me/1y3vPSd6z 17 hours ago · reply · retweet · favorite teztozteron lagi di @AdiraFOI kediri, antri soro 4 hours ago · reply · retweet · favorite brotedy @AdiraFOI review donk, sejarah bangunan, mis, dikota pempek, jembatan ampera..!! 55 minutes ago · reply · retweet · favorite Join the conversation Home > Article lestarikan motor classic tercepat di dunia "BSA siantar"

Inilah becak tercepat di dunia! Sepeda motor merek Birmingham Small Arm (BSA) adalah kendaraan perang pabrikan Inggris buatan tahun 1940 hingga 1960-an. Ukuran mesinnya bervariasi dari 150cc hingga 500cc. Namun yang paling banyak digunakan adalah yang 250cc dan 500cc. Nah tuh, kebayangkan kekuatan mesinnya?Di Siantar(*), jumlahnya masih cukup banyak, sekitar seribu unit. Sebagian besar sudah dimodifikasi menjadi becak sehingga penampilannya gak sangar lagi. Hanya sebagian kecil yang dikoleksi para kolektor.
Secara umum, motor BSA masuk ke Indonesia pada masa peralihan tentara Jepang ke tentara Sekutu (Belanda-Inggris). BSA kemudian menyebar ke daerah-daerah jajahan Belanda, termasuk ke Siantar. Tapi tak banyak yang mengetahui jika masuknya motor BSA dalam jumlah besar ke Siantar justru bukan dibawa oleh tentara Belanda.
“BSA adalah sisa-sisa perang dunia kedua. Belanda yang membawanya ke sini. Tapi walau sebelumnya sudah ada motor BSA dalam jumlah kecil di Siantar, masyarakat Siantar sendiri yang berperan besar membawa BSA masuk ke kota berhawa sejuk ini,” kata Erizal Ginting, Ketua BSA Owners Motorcycle Siantar (BOM’S). Masa sih?
Ketika penjajah minggat dari Indonesia, motor-motor BSA kehilangan tuannya. Tak ada sparepart dan teknisi yang mumpuni di Indonesia. Nasib Motor BSA pun berakhir tragis. Ada yang ‘tergolek’ di gudang atau yang terdampar di jalanan. Motor BSA jadi barang rongsokan. Adalah Mbah Lanang (67 tahun), sesepuh BOM’S yang mengawali cerita ini semua.
Menurut Mbah Lanang, tahun 1958, ia dan rekan-rekannya berburu BSA hingga ke pulau Jawa: Surabaya dan Jakarta. Kedua provinsi ini adalah sarangnya motor BSA. Lalu motor BSA diangkut dengan "Almarhum" Kapal Tampomas II dalam jumlah besar. Kemudian sekitar tahun 1960-an, Mbah Lanang dan rekan-rekannya memodifikasi motor BSA untuk dibuat sebagai becak. Sejak itulah awalnya Kota Siantar dikenal sebagai ‘Kota berBecak BSA’.
“Saya mengetahui sejarah masuknya BSA ke Siantar. Mbah Lanang menjadi salah seorang saksi sejarah yang mendatangkan BSA ke Siantar ini,” ujar Erizal Ginting yang juga seorang budayawan Siantar.
Sejarah BSA di Kota Siantar pun dimulai. Ketiadaan sparepart dan teknisi mulai bisa dipecahkan agar nasib motor BSA tidak tragis seperti di Surabaya dan Jakarta. Dengan kerja keras, orang-orang Siantar menciptakan sendiri sparepart BSA yang tak mungkin didatangkan bahkan dari tempat kenderaan ini dibuat (Birmingham,Inggris). Orang-orang Siantar pun, terutama pemilik motor BSA, mulai belajar membedah mesin BSA.
Mereka sudah bisa menciptakan sendiri onderdil untuk motor BSA. Ada beberapa pabrik-pabrik mini yang mampu memproduksi spare part motor BSA di Siantar. Mulai dari karburator, hingga pelek. Dengan sedikit kreatifitas, disulaplah karburator Kawasaki BINTER menjadi karburator BSA. Juga, jangan heran melihat pelek dan blok mesin motor tua ini kinclong bak motor keluaran tahun mutakhir. Becak BSA pun tetap tegar menjelajahi jalanan di Kota Siantar. Suaranya hingar-bingar, terkadang kalo lewat di depan rumah, siaran TV pun ikut bergetar. Brum..brum...duk..duk...duk...brum pletak... (kok pletak?) Iya, kadang knalpotnya mengeluarkan letupan seperti suara meriam bambu. terutama untuk mesin yang berukuran 500cc. Apalagi terkadang abang-abang becak ini suka iseng mengisi bahan bakar BSA nya dengan minyak tanah bukan bensin. Biar murah! kata mereka. Hehehe, ada-ada saja.
Karena suaranya ini pula, seorang rekan dari Medan menyebutnya HELICAK. "Suaranya kaya' Helicopter tapi kok ternyata becak", selorohnya.
Goyangan di kursi penumpangnya mantap karena dipasang per mobil di bawah gandengan. Sehingga, menjadi penumpang di becak ini seakan naik ayunan....geot...geot...naik turun, nyaman sekali.
Pada tahun 1980-an, ketika PSMS medan sedang jaya-jayanya di kompetisi Perserikatan PSSI, banyak supporter dari Siantar berduyun-duyun ke Stadion Teladan Medan naik Becak ini. Ini luar biasa, mengingat jarak Siantar-Medan adalah 128 km. Ayo, becak mana yang mampu menempuh jarak sejauh itu? Kalo becak di Jogja melakukannya, wah bisa gempor mengkayuhnya! Hehehehe....
Mungkin, becak Siantar merupakan becak tercepat didunia, bahkan mungkin tercanggih juga....500cc!! Bisa ikutan MotoGP gak ya? jadi pengen ngebayangin Valentino Rossi pake BSA!! Bisa senewen tujuh turunan dia!,

This is the world's fastest rickshaw! Brand motorcycles Birmingham Small Arms (BSA) is a British vehicle manufacturer of artificial war in 1940 until the 1960s. Size of the machine varies from 150cc to 500cc. However, the most widely used is the 250cc and 500cc. Well tuh, kebayangkan engine power? In Siantar (*), the numbers are still quite a lot, about a thousand units. Most of the rickshaws have been modified so that his appearance not frightening anymore. Only a small fraction collected by collectors.In general, BSA motorcycles to Indonesia in transition Japanese troops to the Allies (Dutch-English). BSA and then spread to areas of the Dutch colonies, including the Siantar. But not many people know if the inclusion of BSA motorcycles in large numbers to Siantar it was not brought by the Dutch army.
"BSA is the remains of the second world war. Dutch who brought her here. But despite previously existing BSA motors in small quantities in Siantar, Siantar own community who played a major role to bring BSA into the cool air of this city, "said Erizal Ginting, Chairman of the BSA Motorcycle Owners Siantar (BOM's). The time anyway?
When the colonists ran away from Indonesia, motors BSA lost its master. There was no spare parts and qualified technicians in Indonesia. The fate of BSA Motors also ended tragically. There are 'lying' in the warehouse or are stranded on the streets. BSA motorcycle junkyard so. Is Mbah Lanang (67 years), BOM'S elders who started all this story.
According Lanang Mbah, 1958, he and his colleagues hunt for BSA up to Java: Surabaya and Jakarta. Both provinces are nest BSA motorcycle. Then BSA motorcycles were transported to the "late" Ship Tampomas II in large numbers. Then sometime in the 1960s, Mbah Lanang and his colleagues modified BSA to be made as a motor rickshaw. Since then the City Siantar originally known as the 'City berBecak BSA'.
"I know the history of the entry of BSA into Siantar. Mbah Lanang become a witness to history that brings BSA Siantar this, "said Erizal Ginting Siantar also a humanist.
History of BSA in the City Siantar began. The absence of spare parts and technicians began to be solved so that the BSA is not tragic fate of the motor as in Surabaya and Jakarta. With hard work, people create their own Siantar BSA spare parts that can not be imported even from the vehicle was made (Birmingham, UK). Siantar people too, especially BSA motorcycle owners, started to learn to dissect the BSA engine.
They can create their own parts for BSA motorcycles. There are some mini factories capable of producing spare parts in Siantar BSA motorcycles. Starting from the carburetor, to the rim. With a little creativity, Kawasaki Binter disulaplah carburetor into the carburetor BSA. Also, do not be surprised to see the rim and an old motorcycle engine block is sleek like a motor output current year. BSA also remained strong pedicab roaming the streets in the City Siantar. His voice was frenzied, sometimes if passes in front of the house, TV broadcasting, too, tremble. Brum Brum .. .. thump ... thump ... thump ... Brum pletak ... (How pletak?) Yes, sometimes removing exhaust popping sound like a bamboo cannon. especially for the size of 500cc machines. Moreover, sometimes the brothers are rickshaws like fun BSA refuel it with kerosene instead of gasoline. Let the cheap! they said. Hehehe, no-nonsense.
Because his voice is also, a fellow of the field called pedicabs. "His voice was rich 'but it really turns rickshaw Helicopter", selorohnya.
Wobble in the passenger seat mounted steadily since a car under the trailer. Thus, a passenger in the rickshaw is like to ride the swing .... geot geot ... ... up and down, very comfortable.
In the 1980s, when the PSMS-prime field was victorious in the competition of the United PSSI, many supporters of Siantar flocked to the Stadium Field Example Pedicab ride this. This is incredible, considering the distance Siantar-field is 128 km. Come on, tricycles which have traveled that far? If rickshaws in Jogja to do it, could well gempor mengkayuhnya! Hehehehe ....
Perhaps, pedicab rickshaw Siantar is the world's fastest, most sophisticated as well .... maybe even a 500cc! Can follow MotoGP ya? Valentino Rossi want to be nominated for BSA pake! Can skittish seven generations him!

No comments:

Post a Comment