Wednesday, January 4, 2012

Wisata ke Sianjur Mula-mula

Nama besar Danau Toba telah dikenal sejak dulu di Nusantara dan dunia internasional. Bahkan hingga saat ini belum ada yang mampu mengalahkan dan menyamai keindahan  panorama Danau Toba.
Pesona danau terbesar di Indonesia ini terus menjadi tujuan wisatawan lokal maupun mancanegara.Belum lama ini tim redaksi MedanBisnis melakukan traveling di kawasan Danau Toba yang eksotis. Selain menikmati pesona Danau Toba, perjalanan kami kali ini adalah menuju perkampungan Sianjur Mula-mula di Pulau Samosir. Daerah ini sekitar 180 km dari pusat Kota Medan. Dan menurut legenda di sinilah asal-muasalnya orang Batak terlahir. Pulau Samosir memang diyakini sebagai daerah asalnya orang Batak. Di pulau ini,  tepatnya di Pusuk Buhit Kecamatan Sianjur Mulamula merupakan asal orang Batak. Pusuk Buhit merupakan pegunungan yang berdampingan dengan Bukit Barisan, dengan ketinggian lebih dari 1.800 meter di atas permukaan Danau Toba. Bagi masyarakat Batak Toba, perbukitan ini dipercaya sebagai alam semesta atau "Mulajadi Nabolon" (Tuhan Yang Maha Esa) menampakkan diri. Sianjur Mula-mula merupakan satu dari sembilan kecamatan di Kabupaten Samosir. Memasuki daerah ini kami langsung menuju ke Desa Aek Sipitu Dai, yang terletak di daerah Boho, Limbong  melewati Kota Pangururan. Dalam bahasa Batak Aek Sipitu Dai diartikan air dengan 7 rasa yang berbeda. Di kawasan pedesaan ini, kita dapat melihat dan langsung merasakan air dari 7 buah pancuran yang masing-masing memiliki rasa yang tidak sama. Air yang keluar dan mengalir di pancuran penampungan ini, datang dari 7 buah mata air yang tergabung dalam satu wadah seperti bak yang panjang.
Bagi suku Batak,  Aek Sipitu Dai merupakan situs sejarah peradaban dan perkembangan Suku Batak di Toba. Memasuki kawasan situs, kami pun bertemu dengan S Sagaa, seorang perawat dan penjaga situs Aek Sipitu Dai. Menurut Sagala, Aek Sipitu Dai adalah salah satu bukti situs sejarah, dari nenek moyang suku Batak yang bermukim hingga melahirkan generasi suku Batak sampai sekarang ini. Menurut cerita dimasyarakat Batak Aek Sipitu Dai adalah tempat bertemu dan berjodohnya anak-anak dari si Raja Batak. Bahkan sampai saat ini, masyarakat masih meyakini, air dengan 7 rasa tersebut mampu memberikan perubahan bagi siapapun yang percaya dengan kekuatannya. Sehingga tak jarang orang yang berkunjung ke Aek Sipitu Dai sengaja membawa pulang air 7 rasa ini sebagai oleh-oleh untuk keluarga. ”Asal muasalnya orang Batak, begitulah pengertian dari Sianjur Mula-mula. Dari sinilah seluruh orang Batak yang ada di dunia ini terlahir. Buktinya masih ada situs sejarah Aek Sipitu Dai, air dengan 7 rasa yang berbeda merupakan sumber kehidupan bagi keturunan si Raja Batak ketika itu”, jelas Sagala kepada Medan Bisnis. Ketika masa si Raja Batak berkuasa, Aek Sipitu Dai memiliki kekuatan untuk penyembuhan keluarga si Raja Batak. 7 pancuran yang berbeda telah diatur pemakaiannya, dan memiliki arti serta tanda yang tidak boleh dilanggar. Misalkan pancuran pertama dan kedua hanya untuk menantu dan anak Si Raja Batak yang belum menikah.
Begitulah penerapan hukum yang ditentukan oleh si Raja Batak. Namun akibat dari perkembangan zaman, ketentuan hukum tersebut mulai lekang dan hilang dari peradaban suku Batak. Dari pantuan redaksi MedanBisnis, situs sejarah Aek Sipitu Dai ini dimanfaatkan oleh warga Batak sebagai sumber kehidupan. Mulai dari mandi, dan mencuci pakaian dilakukan di situs sejarah air 7 rasa. Sedikitnya ada 700 kepala keluarga di Desa Sipitu Dai yang tergantung dengan mata air Aek Sipitu Dai. Karenanya perawatan dan perbaikan situs sejarah semakin sulit dilakukan.”Sulit memang pada pengawasan, ketika kita melarang warga mandi dan mencuci pakaian di situs sejarah ini, juga tidak tepat. Sebab situs ini adalah milik raja mereka si Raja Batak. Di samping itu mata air 7 rasa ini, memang satu-satunya mata air yang paling dekat dengan masyarakat Desa Sipitu Dai ini. Sehingga pemerintah pastinya kesulitan melakukan perawatan situs sebagai obyek wisata,” ungkap S Sagala.
Daerah Sianjur Mula-mula memang memiliki segudang legenda dan cerita asal muasalnya orang Batak. Kami pun dibawa oleh Sagala menuju dan mendekati puncak Gunung Pusuk Buhit (Gunung Toba). Gunung ini masih dekat dengan kawasan Aek Sipitu Dai. Menurut Sagala, di kawasan inilah aktivitas kehidupan si Raja Batak dan keluarganya. Salah satu bukti peninggalan keluarga si Raja Batak adalah situs sejarah batu Hobon. Batu Hobon diperkirakan berusia ribuan tahun. Di dalam batu ini kabarnya terdapat sejumlah peninggalan keturunan si Raja Batak. Batu besar ini memiliki 7 lapisan batu yang mengapit sebuah lubang penyimpanan harta dan benda milik anak Si Raja Batak. Menurut cerita, tidak ada yang sanggup membuka batu yang besar ini.”Inilah batu Hobon yang sering diceritakan orang Batak. Batu ini memang termasuk situs sejarah di suku Batak. Dulu pernah ada yang mau membongkar isi lubang di bawah batu Hobon, tapi tak pernah berhasil. Batu Hobon dipercaya masyarakat berisi harta benda milik keturunan si Raja Batak,” ungkap S Sagala.Wisata di kawasan Sianjur Mula-mula memang terkenal dengan  ikon Gunung Pusuk Buhit. Kawasan ini memang terdapat berbagai jenis situs sejarah suku Batak yang dianggap menjadi bukti perjalanan dan perkembangan orang Batak. Salah satu bukti lainnya adalah monumen patung si Raja Batak dan keturunannya. Masyarakat Batak menyebutnya Sopo Guru Tatea Bulan.Sopo Guru Tatea Bulan yang dibangun tahun 1995 oleh Dewan Pengurus Pusat Punguan Pomparan Guru Tatea Bulan. Bangunan ini terdapat di Bukit Sulatti di bawah Pusuk Buhit. Di dalam bangunan terdapat sejumlah patung keturunan si Raja Batak, berikut dengan sejumlah patung kendaraan si Raja Batak dan pengawalnya

Name of Lake Toba has been known since the first in the archipelago and the international community. Even to this day no one has been able to beat and match the beauty of the panorama of Lake Toba.Enchantment is the largest lake in Indonesia continues to be a tourist destination is local or long mancanegara.Belum MedanBisnis editorial team doing traveling in an exotic area of ​​Lake Toba. Besides enjoying the charm of Lake Toba, our trip this time is toward the township Sianjur At first the island. This area is about 180 miles from the center of the city of Medan. And according to legend this is where they originate Batak people are born. Samosir Island is believed to be the Batak homelands. On this island, precisely in Pusuk Buhit Sianjur Mulamula District is the origin of the Batak people. Pusuk Buhit a mountain adjacent to Bukit Barisan, with a height of more than 1,800 feet above the surface of Lake Toba. For the people of Batak Toba, hills are believed to be the universe or "Mulajadi Nabolon" (God Almighty) appeared. First Sianjur is one of nine districts in Samosir. Entering this area we went straight to the village of Dai Aek Sipitu, located in the Boho area, past the City Pangururan Limbong. In Batak language interpreted Dai Aek Sipitu water with 7 different flavors. In this rural area, we can see and feel the water directly from the 7 pieces each shower which has a flavor that is not the same. The water that comes out and flows in the shower this shelter, the fruit comes from 7 springs incorporated in a container such as a long bath.
For the Batak tribe, Sipitu Dai Aek is the site of the history of civilization and progress in Toba Batak tribe. Entering the area of ​​the site, we were met with S Sagaa, a nurse and guard the site Sipitu Dai Aek. According Sagala, Aek Sipitu Dai is one proof of historical sites, an ancestor of the tribe who settled until delivery Batak Batak tribe generations until today. According to the story Sipitu Dai Aek Batak in the community is a place to meet and berjodohnya the children of the King of Batak. Even today, people still believe, with 7 water taste is able to provide change for anyone who believes in his strength. So that not infrequently people visit Dai Aek Sipitu accidentally bring home water 7 think this as a souvenir for the family. "Origins of the Batak, that sense of Sianjur at first. From here all the Batak people in the world is born. The proof is still there Sipitu Dai Aek historical sites, water with 7 different flavors is the source of life for the descendants of King Batak when it ", explained Sagala to Medan Business. When the time of the ruling King Batak, Dai Aek Sipitu have the power to heal the family of the Raja Batak. 7 different shower has arranged its use, and has a meaning and a sign that should not be violated. Suppose the shower first and second only to law and Si Raja Batak children who are not married.
That application of the law which is determined by the Raja Batak. But the result of the development period, the provisions of the law began to disappear from civilization fission and Batak tribe. From the editorial pantuan MedanBisnis, historical sites Sipitu Dai Aek is exploited by the Batak people as the source of life. Starting from the bath, and laundry done on the site a sense of the history of water 7. There are at least 700 heads of families in the village of Dai Sipitu hanging with Sipitu Dai Aek springs. Therefore maintenance and repair of historical sites more difficult. "It is hard to control, when we prohibit people bathe and wash clothes in this historical site, is also inaccurate. Because this site are the property of their king the King Batak. In addition, seven springs this sense, indeed the only spring that is closest to the village of Dai Sipitu this. Difficulties that the government must exercise care site as a tourist attraction, "said S Sagala.
At first Sianjur area does have a bunch of legends and stories origins Batak people. We also carried by Sagala toward and near the summit of Mount Pusuk Buhit (Mount Toba). The volcano is still close to the area Sipitu Dai Aek. According Sagala, activity in this region Batak King's life and his family. One proof of the Raja Batak family heritage is a historical site Hobon stone. Stone Hobon predicted thousands of years old. Inside the stone is reportedly contained a number of relics of the Raja Batak descent. This boulder has 7 layers of rocks that flank a storage pit property and possessions Si Raja Batak children. According to the story, no one could open up this big rock. "This stone is often described Hobon Batak people. This stone is indeed a historical site in the Batak tribe. There used to be willing to unload the contents of the hole under the stone Hobon, but never succeeded. Hobon stone believed to contain the hereditary possessions of the Raja Batak, "said S Sianjur Sagala.Wisata in the region is famous at first with an icon of Mount Pusuk Buhit. This area is indeed there are many types of historical sites Batak tribes that constituted evidence of travel and development of the Batak people. One of the other evidence is a monument statue of the King of Batak and his descendants. Batak society called Sopo Guru Guru Tatea Bulan.Sopo Tatea Moon, built in 1995 by the Central Board Punguan Pomparan Tatea Master of the Moon. The building is located in Bukit Sulatti under Pusuk Buhit. Inside the building there is a statue of the King of Batak descent, along with a statue of the King Batak vehicles and bodyguards

No comments:

Post a Comment